Jumat, 07 Oktober 2016

Ide kerudung

Ide Kerudung


Ide kerudung instan datang ketika ia dan istrinya berkunjung ke Tanah Suci tahun 2003. Di tempat itu, sang istri melihat seorang wanita muslim China mengenakan kerudung kreasi. Dari melihat itulah ide- ide tentang kerudung apa bermunculan. Uang 15 juta hasil menjual toko dijadikannya modal. Selain dari menjual toko, Amry juga mendapatkan tambahan dari sang istri. Waktu itu istrinya dengan rela menggadaikan lima gram emas mahar.

Istrinya Nia bersamanya ketika usaha itu tumbuh. Dibawah bendera CV. Rabbani Asysa keduanya fokus pada konsep kerudung instan. Karena mudahnya membuat kerudung instan ini. Maka sepanjang usahanya itu selalu ada saja yang meniru. Maka untuk menyiasati hal tersebut, ada tim khusus menangani inovasi dan juga pengembangan desain baru. Bahkan Rabbani mampu mengeluarkan model baru setipa sepertiga bulan sekali. Ada 35 ribu kerudung untuk 120 outlate yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dari desain awalnya sudah ada ribuan lusin model sejak berdirinya. Setiap satu modal itu terjual maka tidak akan ada model lagi yang sama. Itulah juga alasan mengapa tag line bisnisnya "Profesor Kerudung". Benar- benar fokus pada model yang selalu kaya. Untuk harganya bervariasi di setiap produknya. Mulai dari harga 14.500 sampai 800.000 -an. Selain fokus di kerudung, Rabbani juga mengeluarkan produk busana muslim satu paket.

Nah, untuk harga busana muslim, Rabbani menjual Rp.89.000 sampai 40.000 per- potong. Lalu juga ada produk lain seperti mukena, busana anak dan lain- lain. Karyawan Rabbani pun melonjak jauh jadi 2500 orang karyawan. Jumlah ini tersebar di berbagai cabang, baik di kantor pusatnya yang ada di  JL. Dipatiukur no 44, Bandung. Ada pula yang di tempat- tempat desain dan produksinya di kawasan Leuwisari, Karasak, Soekarno Hatta, Mochammad Toha, Kopo dan beberapa tempat lainnya di Bandung.

Ada masanya untuk bisnis Rabbani bersinar. Itulah bulan Ramadhan. Jadilah produk Rabbani akan gencar untuk selalu melakukan promosi. Promosinya akan ada di berbagai media, dari media cetak, televisi, dan juga radio. Bahkan untuk media televisi, Rabbani melakukan promosi di berbagai tayangan sinetron dan juga tayangan televisi lain. Caranya dengan menjadi sponsor para artis yang tampil di layar kaca.

Kita pasti ingat produk Rabbani dari seniteron: Cinta Fitri Seson Ramadhan, Fitriyah, Islam KTP, Charlie & Trio Angel di SCTV; Ada Kontrakan Dalam Gang, Alif Ba Ta serta Mat Jiung di TPI; Nurjanah dan Nikah Siri di INDOSIAR; Assalamualaikum Ustadz di RCTI; Bioskop Indonesia trans TV (Trans TV); Istri-istri Jagoan di Global TV; serta Wara Wiri Ramadhan di Trans 7.

Lantas bagaimana Rabbani begitu menjamur. Usut punya usut, ternyata Rabbani telah menggunakan sistem waralaba, jauh sebelum bisnis marketing modal ini jadi tren. Bedanya jika umumnya cuma waralaba, maka Rabbani manamainya wala rabba. Wala disini artinya loyalitas sedangkan rabba artinya Tuhan. Waktu itu nilai investasi tergolong tinggi, sekitar 500 juta per- investor. Dengan uang segitu pewaralaba sudah bisa menjual produk- produk aneka macam dengan sistem bagi hasil

Selain menggunakan konsep waralaba ada pula istilah sub- dealer. Dimana investasi awalnya cukup 5 juta saja dan untuk pendaftaran 250 ribu investor akan mendapat diskon 30%. Cara- cara inilah yang digunakan agar Rabbani selalu dekat dengan masyarakat. Konsep lain juga melalui menjadi loyalitas pelanggan melalui sistem seperti downline. Dimana para pelanggan akan mendapatkan diskon- diskon untuk setiap pelanggan baru.

Sampai Juli 2010 Rabbani memiliki 60 ribu waralaba. Adapula 500 juta investor yang telah aktif sebagai pelanggan dan penjual produk kerudung instan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar